Pulau Kembang

Kerajaan Kera di tengah Sungai Barito

Para penumpang perahu motor (klotok) yang mayoritas perempuan itu tersentak kaget, ketika puluhan kera abu-abu (Macaca fascicularis) datang menyerbu dan meloncat ke atap klotok saat mendekati Pulau Kembang, lokasi taman wisata alam di tengah sungai Barito.
Sebagian dari pelancong asal Jakarta ini, bahkan berteriak-teriak ketakutan, karena sekelompok kera berani masuk ke dalam perahu dan berusaha merebut makanan yang mereka bawa. Beruntung, sang motoris klotok dengan cekatan mengusir kera-kera tersebut.
Gubrak !! bunyi benturan kayu yang dipukul motoris pada atap klotok. Dan kelompok kera pun berloncatan ke sungai dan sebagian meloncat ke klotok lain di sekitar pelabuhan wisata Pulau Kembang.
Sedikitnya puluhan, mungkin ratusan kera berjajar di sepanjang jembatan tepi pulau. Bagi masyarakat banjar, Pulau Kembang sering disebut dengan Pulau Monyet atau kera, karena pulau kini menjadi habitat kera, lutung, termasuk Bekantan yang menjadi mascot Kalimantan Selatan.
Kedatangan para pelancong saat musim liburan atau akhir pekan, merupakan waktu pesta para kera penghuni Pulau Kembang. Kera-kera ini terus mengikuti para wisatawan, berharap mendapatkan makanan dan yang paling disukai adalah kacang.
Karenanya, ketika kita menginjakkan kaki di pulau ini, sudah banyak pedagang asongan menawarkan kacang. Satu bungkus kacang seharga Rp 1.000 di pasaran di pulau ini dijual dengan harga Rp 2.500. Meski agak mahal, namun banyak pelancong rela membeli untuk memberi makan kera.
Namun tak jarang kera-kera tersebut, bertindak nakal dengan merampas barang bawaan pengunjung apabila pengunjung tidak memberi makanan. “Jumlah kera di pulau ini sekitar 700an dan terbagi dalam tiga kelompok besar dengan masing-masing memiliki satu pemimpin kelompok,” tutur Ariffin, salah seorang warga yang menawarkan jasa pemandu bagi pengunjung pulau.
Ariffin memastikan kera-kera di pulau kembang tidak menyerang manusia. Agresifnya sikap kera tersebut
Disebabkan keinginan mereka mendapatkan makanan, menyusul semakin sulitnya kera mendapatkan makanan dari alam.

Kurang Pengelolaan
Pulau Kembang merupakan salah satu aset utama kepariwisataan di Kalimantan Selatan. Sayang, taman wisata alam yang memiliki aneka flora dan fauna khas hutan mangrove ini kurang mendapat perhatian dan pengelolaan secara baik.
Bagian depan pulau, tempat masuk pengunjung terkesan kumuh dan kotor. Berbagai patung satwa dan sarana penunjang wisata tidak terawat. Lebih parah lagi jembatan kayu (titian) bagi wisatawan melihat ke dalam hutan, dalam kondisi rusak parah.
Pepohonan mangrove banyak ditebang dan pulau berubah funsi menjadi tempat sandar kapal-kapal tongkang. Kondisi ini telah mengancam populasi fauna, terutama jenis hewan langka bekantan.
Menurut data Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalsel, hutan mangrove di pulau kembang adalah habitat bagi aneka fauna seperti bekantan (Nasalis larvatus), lutung (Presbytis cristata), kera abu-abu (Macaca fascicularis), serta fauna kelompok elang dan bangau. Juga aneka flora yang menjadi sumber makanan satwa penghuni pulau seperti pohon jingah, rambai, pulantan, panggang, nipah, pandan dan lainnya.
Pulau kembang berjarak kurang lebih dua kilometer dari Banjarmasin dan masuk wilayah Kabupaten Barito Kuala. Untuk menjangkau pulau yang berada tepat di tengah sungai barito ini dapat menggunakan perahu motor dengan waktu tempuh sekitar seperempat jam.
Pulau kembang biasanya masuk dalam rute kunjungan wisatawan ke lokasi Pasar Terapung. Kawasan seluas 60 hektar, dimana di dalamnya terdapat kuil tempat pemujaan dewa kera (hanoman) ini juga merupakan lokasi peninggalan bersejarah dan tempat sembahyang warga tionghoa.
“Pulau kembang, memiliki potensi wisata cukup menjanjikan dan banyak disukai wisatawan dalam dan luar negeri, karena pesona wisata hutan alamnya,” ungkap Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalsel, Bihman Mulyansyah. Tetapi pemerintah daerah dihadapkan pada berbagai kendala berupa pendanaan bagi pengembangan wisata pulau kembang. (Denny Susanto)

~ oleh DennySAinan pada Juni 19, 2010.

Tinggalkan komentar